Entri Populer

Sabtu, 10 Mei 2014

Pita Biru 1






Part 1

Geum-young menaiki anak tangga di depannya. Langkahnya berat, ia menghembuskan napas keras-keras. Padahal masih beberapa anak tangga lagi yang harus ia lewati untuk sampai di lantai tiga, kelasnya. Tubuhnya lemas, serasa tak ada roh di dalamnya. Sedangkan beberapa orang di belakangnya telah melangkah melewatinya. Tapi tetap saja, Geum-Young masih melangkah dengan berat.
Tiba-tiba saja muncul bayangan seorang lelaki yang tengah berjalan di belakangnya. Lelaki itu tinggi. Bahkan suara napasnya pun terdengar di telinga Geum-Young. Ia mencoba menerka siapa lelaki di belakangnya itu. Apakah dia? Batinnya. Hembusan napas itu terdengar begitu dekat, dan semakin dekat. Hingga akhirnya sosok lelaki tinggi di belakanya tadi, berjalan mendahuluinya. Geum-Young membulatkan matanya begitu melihat siapa sosok itu. Seolah ada keterkejutan dan sesuatu yang aneh ketika melihatnya.
“Memang benar, kau orangnya.”, gumamnya pelan.
Geum-Young masih menatap lelaki itu, hingga orang itu masuk ke dalam kelasnya sendiri. Lelaki tinggi dengan pita biru muda yang dirangkai menjadi bentuk bintang di tasnya. Masih sama seperti terakhir kali ia melihatnya, sebelum langkah kaki seorang lelaki paruh baya membawanya. Hari ini, untuk pertama kalinya ia melihatnya kembali. Meski wajah lelaki itu tak seperti waktu itu, Geum-Young yakin , dia orangnya. Karena pita biru seperti itu, hanya ada satu di dunia.
***********
Geum-young berdiri di blangkon kelasnya sembari menatap pemandangan di bawahnya. Sesekali ia tersenyum. Rambut panjangnya dibiarkan terurai, membuatnya bergoyang karena hembusan angin musim panas yang hangat. Otaknya kembali berputar, teringat akan sesuatu yang telah lama berlalu.
“Geum-Young, jangan lari! Kau harus mengembalikan sepatuku dulu!”, teriak seorang anak laki-laki sembari berlari mengejar Geum-Young.
“Tidak akan. Kau telah mencuri tuts pianoku.”, balas Geum-Young kecil sembari berkacak pinggang.
“Awas kau, aku akan menciummu!”, teriak anak laki-laki itu lagi.
Geum-Young terkikik geli. Kata-kata yang keluar dari mulut anak laki-laki itu terdengar lucu. Mereka bahkan belum genap berumur tujuh tahun, bagaimana bisa anak itu mencium Geum-Young?
“Apakah kau sedang menertawakan Sesutu?”, celetuk seseorang.
Geum-Young yang masih terkikik itu pun segera menoleh mendengarnya. Karena orang itu sedikit membuatnya kaget. Namun setelah menatap sosok itu, ia lebih kaget lagi. Jantungnya terpacu satu setengah kali lebih cepat.
“Astaga! Kang Seung Ho.”, gumanya lirih.

To Be Continue…….

4 komentar:

  1. haiyyaaaaahhh., lagi bikin naskah drama korea ni critanya :D

    BalasHapus
  2. Aneh,Lahir di Jawa Tapi Khug Korea ya

    BalasHapus
  3. part 2 nya cepat diposting ya
    aku pengen baca..

    BalasHapus