Entri Populer

Senin, 24 Juni 2013

Missing You In the rain


RINDU di bawah HUJAN
Aku selalu menatap tempat itu ketika aku sendirian di sini. Di ruang keluarga yang sunyi. Sendirian, tanpa ada yang mengajakku bicara. Terbesit suatu ingatan. Dulu di situ, di depan tembok tepat menghadap ke arah televise. Kami sekeluarga—aku, ibu, dan ayah—selalu menonton bersama. Bercanda, dan tertawa bersama. Namun, sayang sekali. Kini semua itu tinggallah kenangan. Semenjak ayahku pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Tawa itu perlahan menghilang, berganti dengan air mata kehilangan. Meski aku berusaha untuk tegar dan tidak menangis, air mata ini diam-diam menyelinap ke luar dari tempatnya.
“Ayah, hari ini hujan. Bagaimana di sana? Apa baik-baik saja? Hari ini, di sini matahari sama sekali tak ingin keluar. Udara terasa begitu dingin. Maaf, karena aku belum bisa menjadi anak yang baik untukmu. Tapi, aku janji akan memperbaikinya. Aku akan menjaga ibu. Aku dan ibu pasti akan makan dengan baik, hidup dengan baik, dan beribadah dengan baik. Dan, kami akan selalu mendo’akan Ayah. Jangan hiraukan air mata kami. Kami sudah ikhlas dengan kepergian Ayah. Semoga Allah mendengar do’aku untuk ayah.”
Sepertinya, kata-kata itu tak akan terucap dari mulutku. Aku hanya akan menulisnya. Aku tak ingin orang lain mendengarnya dan bersedih karena itu.

Kamis, 13 Juni 2013



THE STORY OF TEARS
Malam ini, ketika aku membuka kedua mataku.Akuter sadar.Bangkit dan duduk bersandarkan dinding yang dingin.Menatap lurus langit malam yang kosong.Gelap gulitatanpabulan dan bintang. Hening sejenak, sebelum gerimis datang.Gerimis yang mulanya hanya berupa bisikan air langit, kini berubah menjadi hujan. Menjadi teriakan dan membahana, menggetarkan gendangt elingaku.
Teringatlagi kata-kata itu.Kata-kata yang selalumenyayatbatinku.Kata-kata yang terlontardarimulut orang-orang di sekitarku.Akutidak tau, merekasadaratautidak.Tapikurasa, merekatakberpikirsebelummengatakannyapadaku.Mungkinmerekamenganggapiniremeh, hanyasekedargurauanbelaka.Namun, bagikutidak. Kata-kata yang merekaanggapgurauanitusamahalnyadengan boomerang yang menghantamjantungku. Dan tiba-tibasetetes air beningjatuhmembasahibukitpipiku. Akumenangisdiiringiderasnyahujan.Akuinicengeng, tapimerekamalahmembuatkusepertiinidanmenangis.
Akulelahmendengar kata-kata itu.Akumarahmendengarnya, danakusedih.Tapimengapatakada yang mengerti?Mengapatakada yang mendengarkan?Gudang air mataini.Ketikaakubicara, merekasamasekalitakmendengarkanaku. Jadi, hanyaini yang bisaakulakukan.Menangisdanberteriakdalamhati.Meratap di tengahmalambersamahujan.Ketikamuluttakdapatberbicara, maka air mata yang akanbercerita.