Part 1
Geum-young menaiki
anak tangga di depannya. Langkahnya berat, ia menghembuskan napas keras-keras.
Padahal masih beberapa anak tangga lagi yang harus ia lewati untuk sampai di
lantai tiga, kelasnya. Tubuhnya lemas, serasa tak ada roh di dalamnya. Sedangkan
beberapa orang di belakangnya telah melangkah melewatinya. Tapi tetap saja,
Geum-Young masih melangkah dengan berat.
Tiba-tiba
saja muncul bayangan seorang lelaki yang tengah berjalan di belakangnya. Lelaki
itu tinggi. Bahkan suara napasnya pun terdengar di telinga Geum-Young. Ia
mencoba menerka siapa lelaki di belakangnya itu. Apakah dia? Batinnya.
Hembusan napas itu terdengar begitu dekat, dan semakin dekat. Hingga akhirnya
sosok lelaki tinggi di belakanya tadi, berjalan mendahuluinya. Geum-Young
membulatkan matanya begitu melihat siapa sosok itu. Seolah ada keterkejutan dan
sesuatu yang aneh ketika melihatnya.
“Memang
benar, kau orangnya.”, gumamnya pelan.
Geum-Young
masih menatap lelaki itu, hingga orang itu masuk ke dalam kelasnya sendiri.
Lelaki tinggi dengan pita biru muda yang dirangkai menjadi bentuk bintang di
tasnya. Masih sama seperti terakhir kali ia melihatnya, sebelum langkah kaki
seorang lelaki paruh baya membawanya. Hari ini, untuk pertama kalinya ia
melihatnya kembali. Meski wajah lelaki itu tak seperti waktu itu, Geum-Young
yakin , dia orangnya. Karena pita biru seperti itu, hanya ada satu di dunia.
***********
Geum-young
berdiri di blangkon kelasnya sembari menatap pemandangan di bawahnya. Sesekali
ia tersenyum. Rambut panjangnya dibiarkan terurai, membuatnya bergoyang karena
hembusan angin musim panas yang hangat. Otaknya kembali berputar, teringat akan
sesuatu yang telah lama berlalu.
“Geum-Young, jangan lari! Kau harus mengembalikan sepatuku
dulu!”, teriak seorang anak laki-laki sembari berlari mengejar Geum-Young.
“Tidak akan. Kau telah mencuri tuts pianoku.”, balas Geum-Young
kecil sembari berkacak pinggang.
“Awas kau, aku akan menciummu!”, teriak anak laki-laki itu lagi.
Geum-Young
terkikik geli. Kata-kata yang keluar dari mulut anak laki-laki itu terdengar
lucu. Mereka bahkan belum genap berumur tujuh tahun, bagaimana bisa anak itu
mencium Geum-Young?
“Apakah
kau sedang menertawakan Sesutu?”, celetuk seseorang.
Geum-Young
yang masih terkikik itu pun segera menoleh mendengarnya. Karena orang itu
sedikit membuatnya kaget. Namun setelah menatap sosok itu, ia lebih kaget lagi.
Jantungnya terpacu satu setengah kali lebih cepat.
“Astaga!
Kang Seung Ho.”, gumanya lirih.
To Be Continue…….
haiyyaaaaahhh., lagi bikin naskah drama korea ni critanya :D
BalasHapusAneh,Lahir di Jawa Tapi Khug Korea ya
BalasHapusBiarin. Weeekkkk
Hapuspart 2 nya cepat diposting ya
BalasHapusaku pengen baca..