Kau tau bagaimana perasaanku saat ini? sakit. benar-benar sakit. melebihi sakitnya ditusuk sebilah pedang. Hatiku hancur berkepin-keping. menjadi kepingan kecil, hingga angin bisa meniupnya. Mungkinkah ada yang pernah merasakan seperti ini?
gara-gara kejadian itu. Kejadian yang hampir saja melayangkan sebuah nyawa. Nyawa yang amat berharga untukku. Kau tau nyawa siapa itu? LAPTOPKU.
Entri Populer
-
Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan saat ini Ada banyak hal yang melintas dalam benakku Tentang ini, itu, mereka, dia, kamu, semuanya Hi...
-
Part 1 Geum-young menaiki anak tangga di depannya. Langkahnya berat, ia menghembuskan napas keras-keras. Padahal masih beber...
-
PART 3 + 4 Geum-Young berjalan menelusuri lorong di lantai tiga. Melewati deretan siswa-siswi yang tengah berdiri di sepanjang...
-
Sebersit ingatan manis kembali muncul. Seperti potongan cerita dalam film lama. Ini tentangmu, kawan. Kau, si pemilik mata ikan. Yang ser...
-
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki alam yang sangat memesona. Dari Sabang sampai Merauke terdapat banyak pulau dengan berbagai ke...
-
To Father: Ayah, kau tahu mengapa aku tak begitu menyukaimu? Kau tak tahu. Aku yakin kau tak tahu itu. Aku menulis ini, untukmu ayah. ...
-
Geum-Young berjalan di antara rak-rak yang menjulang tinggi. Di tangannya tengah bertengger beberapa buku yang—sepertinya—membuat Geu...
-
Tersenyumlah, Naomi Gadis itu masih di sana. Bersimpuh di depan sebuah makam. Makam yang masih basah, beraroma tanah segar. Ia bersandar...
Rabu, 03 Oktober 2012
Kamis, 27 September 2012
A letter
To Father:
Ayah, kau tahu mengapa aku tak begitu menyukaimu? Kau tak
tahu. Aku yakin kau tak tahu itu. Aku menulis ini, untukmu ayah.
Kau tahu, aku tak menyukai kata-katamu. Aku tak menyukai
perintahmu. Karena apa? Kata-katamu bukanlah kata-kata yang ingin aku dengar. Kata-kata
yang terlontar dari mulutmu lebih mirip “bentakan”. Itulah yang membuatku
membantah terhadap kata-katamu.
Ayah, kenapa kau tak seperti kebanyakan ayah yang lainnya? Kenapa
kau selalu merasa lebih benar. Kenapa ayah?! Ku mohon, jadilah ayah yang lebih
baik. Jangan seperti ini. Ku mohon, jadilah ayah yang bijaksana. Agar aku juga
bisa menjadi anak yang berbakti.
Langganan:
Postingan (Atom)